meeting ecstasy!
written in lowercase
selepas bertemu dengan miku, salah seorang mutualannya di twitter yang sama-sama fans dari seorang odizea dharmendra, arcelio melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung yang dipakai untuk fansign hari itu.
“eh lihat deh, kak. odi ganteng banget hari ini,” miku berceletuk sembari menyenggol lengan arcelio yang sedari tadi melamun.
rupanya para member esctasy sudah menunjukkan batang hidungnya di panggung dan arcelio tidak menyadari itu.
berterimakasihlah pada miku, sehingga arcelio tidak tenggelam dalam pikirannya. sebab didepan sana sudah ada keempat member ecstasy, berdiri dengan senyum rupawan dan gaya mereka masing-masing.
arcelio menatap dari ujung. dari sang leader, maleakhi. anggota tertua dari ecstasy itu hari ini mengenakan vest berwarna abu-abu yang dipadukan dengan kaus putih dan jeans favoritnya, membuat kesan soft pada sang empu.
kemudian berlanjut kepada gaviota yang menggunakan kaus putih dengan kardigan berwarna hitam. lalu naiser dengan gaya khasnya yang simple, sweater berwarna putih dengan celana training.
dan terakhir, odizea. jujur saja, arcelio tak dapat lagi memandang lelaki itu sama ketika ia telah mengalami hal tadi.
apakah benar odizea adalah pasangannya di masa depan? atau bagaimana? apakah tempat yang dimasukinya tadi adalah tempat dimana semua mimpi terkabul? atau apa?
pertanyaan-pertanyaan muncul di benak arcelio. hingga saat netranya tak sengaja bertemu dengan odizea di depan sana, arcelio menelan ludah. pria —yang saat ini berpenampilan soft dengan kaus putih dan kardigan berwarna clearspring green— itu tersenyum hingga matanya menyerupai bulan sabit dan melambai pada arcelio sejenak baru setelahnya kembali menyapa yang lain.
“heh kak! kamu dinotice sama odi tuh! kok malah bengong?”
arcelio mengerjapkan matanya. mengabaikan segala pertanyaan di kepala, pria manis itu mengepalkan tangan dan menatap miku dengan binar bahagia.
“ganteng bangeeeet...” pekiknya dengan suara berbisik. miku yang mendengarnya mengangguk setuju. “nggak sabar pengen ngobrol beneran deh..”
deg!
perkataan miku itu berhasil buat arcelio tersadar sesuatu. iya juga. ia akan bertatap mata dengan setiap member nanti, karena bagaimanapun ini adalah fansign.
tapi masalahnya sekarang, bagaimana caranya arcelio bertatap mata dengan odizea ketika hal yang dialaminya tadi itu juga bersama pria tersebut?!
mati aku..
waktu berjalan bergitu cepat hingga kini sudah giliran arcelio untuk berbicara pada odizea.
lucunya adalah odizea yang sedari tadi sudah selesai dengan fans sebelum arcelio, terus menatap arcelio yang tengah mengobrol dengan naiser. membuat arcelio gugup sendiri.
mana tatapannya kaya aku mau digantung di tiang bendera terus dikerek naik turun..
arcelio memejamkan matanya takut-takut, naiser yang menyadari itu tertawa kecil dan memukul lengan odizea. “heh, udah ngelihatinnya dia takut nih!”
“emang muka gue seserem itu apa, jahat bener omongan lo, se.”
“ya emang serem, kaya bergens.”
“kurang ajar!”
naiser tertawa, setelahnya ia menyerahkan album yang telah ditandatangani kepada arcelio dan tersenyum ramah pada pria manis itu. “sampai jumpa lagi yaa, arcelio! it's nice to have a conversation with you!”
arcelio tersenyum manis dan melambaikan tangan pada naiser, baru setelahnya ia bergeser menuju ke hadapan odizea.
“hai,” odizea menyapa pertama kali dengan senyum. arcelio tersenyum kecil dan menaruh albumnya di meja yang menjadi penghalangnya dengan odizea.
“jadi, arcelio?”
“iya, aku arcelio. it's nice to finally see you, oje!” arcelio sampingkan semua rasa canggungnya dan berbicara selayaknya fans dan seorang idol sekarang. ia tak mau momen pertamanya bertemu dengan odizea harus rusak karena pertanyaan-pertanyaannya.
“oje?” odizea menaikkan alis bingung. hingga tiba-tiba matamya membulat, buat lelaki manis dihadapannya merasa takut.
“maaf, kamu nggak suka dipanggil oje, ya? i guess i'm gonna go with odi...?” tanyanya pelan.
lantas lelaki di hadapannya menggeleng cepat, pertanda bahwa ia tidak setuju dengan ucapan arcelio sebelumnya, “no no no, that's okay. saya jadi ingat sama seseorang dengar panggilan dari kamu itu tadi.”
arcelio tersenyum dan setelahnya mengangguk, tak mau bertanya lebih lanjut lagi.
keduanya berbincang hingga tak terasa, saat ini waktu hampir habis. saat arcelio sudah ucapkan kalimat perpisahan, odizea malah memberikan sticky note diam-diam pada arcelio.
lelaki manis itu mengerjap pelan menerima sticky note yang dilipat itu dari odizea, bingung. mengetahui itu, odizea akhirnya menjelaskan “baca waktu sendiri ya? jangan sampai siapapun tahu. ada sesuatu di dalam,” odizea berbisik kepada arcelio dan tersenyum.
“apa...?”
odizea tak menjawab dan hanya tersenyum. ia melambaikan tangannya pada arcelio yang setelahnya sudah diminta turun dari panggung oleh managernya.
i wish that little note can leads us into our new world, cilo. the world that meant to be for us two.