home

warn! lowercase, broken english, kiss

“hei kenapa nangis, sayang?”

elias yang baru kembali dari bakery sang ayah dan ibu itu segera taruh keranjang berisi kue kala lihat kekasihnya yang manis menangis.

“mama...”

satu kata yang keluar dari mulut kio buat elias langsung paham, lelaki cassiopeia itu lantas mendekat dan peluk lelaki manisnya.

“nggak papa, nggak papa, ki.”

“mama bilang aku harus terus maju, jangan lihat kebelakang. mama bilang mama selalu sayang sama aku, eli. mama bilang dia mau cerai sama papa.”

elias berbohong kalau dirinya bilang dia tak terkejut dengan perceraian kedua orang tua kio.

what do you feel?”

“bingung. aku nggak tahu. mau bilang seneng nggak bisa, sedih juga nggak bisa. capek rasanya, eli. capek banget.”

lantas elias bawa kio mendekat padanya. ia kecup puncak kepala kio dan elus surai coklatnya, “nggak papa, capek itu wajar, sayang. nggak papa.”

“nggak papa juga butuh waktu untuk sembuh buat memaafkan. semesta nggak pernah paksa kamu buat selalu memaafkan. it's okay. kionya elias ini juga seorang manusia, nggak semua kesalahan bisa dia terima dan maafkan dengan lapang dada. ya?”

“aku bersyukur aku kenal kamu, eli.”

“aku juga sayang, aku juga. sembuhin lukanya bareng aku ya?”

“kamu bersedia nunggu?”

“kenapa enggak?” kio lepaskan pelukan keduanya dan mendongak tatap elias yang tengah tersenyum lembut.

lelaki cassiopeia itu kemudian sentuh hidung mancung milik kio dengan gemas. “sayangku ini, kenapa juga aku harus buru-buru minta kamu sembuh? aku tahu apa yang kamu terima ini sakitnya sudah luar biasa, maka sembuhnya juga bakal lama. nggak papa, aku di sini. bersama kamu. nanti setelah kamu sudah sepenuhnya tumbuh dari luka...” elias gantungkan ucapannya.

“kenapa?” kio bertanya penasaran.

elias lantas mendekat dan kemudian berbisik tepat pada telinga lelaki manisnya, “kita nikah.”

“s-serius?”

“iya. setelah semuanya selesai, setelah mama dan kamu sudah baikan. setelah semua bahagia. kita bakal menikah, ya?”

netra kio berkaca, tak pernah menyangka bahwa ia akan temukan sosok yang akan ia cintai dan mencintainya balik seperti sang ibu lagi.

“makasih eli, makasih banyaak. sejak aku disini aku bisa rasain gimana kasih sayang ayah bunda, gimana kasih sayang ael dan juga kamu. makasih ya.”

“makasih kembali sayangku. tetap jadiin aku rumah kamu ya? tempat kamu bercerita hari-hari kamu dan juga keluh kesah kamu seperti dulu.”

“iya, kamu juga bisa lakuin yang sama ke aku.”

netra keduanya bertemu tatap. dan kasih sayang dari pasangannya, dapat masing-masing mereka rasakan. bagaimana elias memandang kio sebagai dunianya dan juga sebaliknya.

let's be each others home, shall we?

let's be each others home, eli.

entah keduanya sadari atau tidak, kini wajah keduanya mendekat. entah siapa yang memulai, bibir mereka kini mulai bertaut dengan manis.

saling mengecap manis dari bibir pasangannya, sampaikan rasa cinta yang begitu mendalam, rasa ingin melindungi dari satu sama lain.

jadi begini ya, rasanya pulang ke rumah?