Puzzle Piece

Sebenarnya jam masih menunjukan pukul 7 pagi, tapi kini pemilik kamar bernuansa kuning itu sudah bersiap-siap. Jingga tuh biasanya malas untuk berpergian di hari libur, ia lebih memilih untuk rebahan di kasurnya seharian.

Tapi pagi ini berbeda, lelaki dengan nama lengkap Jingga Aksara itu sudah rapi dan wangi dengan hoodie abu-abunya. Rambutnya yang biasanya hanya di tata seadanya pun kini tertata sangat rapi.

Ya siapa yang tidak semangat untuk diajak kencan dengan, ehem, gebetannya?

“Aksara! Kamu tuh lama bener, udah ditunggu dari 15 menit lalu nih!” sang mama berteriak dari bawah, membuat Jingga segera menatap dirinya di cermin sekali lagi baru mengambil ponselnya dan keluar dari kamar dengan buru-buru.

“Iyaa ma! Aku udah siap kok!”

Jingga menampakan diri di ruang tamu, dan yang dilakukan kedua manusia yang tengah duduk di sofa yang berada di sana adalah menganga. Karena demi Tuhan, lelaki itu terlihat sangat manis hari ini.

“Ini beneran Jingga Aksara? Anaknya mama yang paling males kalau disuruh rapih-rapih?”

“Mama!” seru Jingga kala mendengarnya, ia malu juga di begitukan oleh mama di depan Jeremy. Bisa Jingga lihat lelaki tampan itu terkekeh melihat dirinya juga sang mama. Tampan.

“Udah gih sana berangkat kalian.”

Jeremy pun berdiri dari duduknya, ia menunduk ke arah mama Jingga, “Saya ijin bawa Jingga keluar ya tante?”

“Iya, Jer. Bawa aja anaknya, dari pada gak ada kerjaan di kamar.”

Bibir Jingga makin mengerucut, sudah 2 kali dirinya dibuat malu oleh sang mama di depan Jeremy. “Yaudah ma, aku berangkat dulu.”

Sang mama hanya mengangguk dan ketika Jingga dan Jeremy sudah sampai di depan pintu, sang mama berteriak, “Oh iya, Sa! Mama hari ini ada jadwal di rumah sakit, kamu yang lama aja perginya, gak usah pulang sekalian.”

“Mama!”


“Kamu cakep banget hari ini, deh.”

Pada awalnya, perjalanan mereka di mobil terasa sepi, baru kemudian Jeremy membuka suaranya. Baru satu kalimat yang dikeluarkan lelaki itu hari ini pada Jingga, tetapi ia sudah berhasil membuat Jingga merasa malu sekaligus senang.

Indahnya jatuh cinta

Setelahnya percakapan itu mengalir begitu saja, entah Jeremy bertanya mengenai kehidupan Jingga atau sebaliknya. Walau kalau boleh jujur, Jingga rasanya ingin pingsan sekarang juga ketika Jeremy dengan santainya memuji dirinya.

“Eh, ini kamu mau bawa aku ke mana, Jer?”

“Ke studio punya aku. Temenin aku nulis lagu, mau?”

Tentu saja Jingga tak akan menolak.

Beberapa menit kemudian, sepasang kekasi- ah bukan, bagaimana menyebutnya? Sepasang manusia yang tengah melakukan pendekatan itu sudah berada di dalam studio milik Jeremy.

Entah mau berapa kali lagi Jingga berkata bahwa lelaki salah satu member Avenir itu sangat keren. Di umur yang masih muda ini, Jeremy sudah bisa memiliki studio sendiri. Bukankah keren?

“Jadi, kamu mau nulis lagu apa hari ini, Jer?” Jingga menoleh ke arah Jeremy yang sedari tadi duduk di sofa dengan gitar yang sudah di tangan.

“Nggak jadi deh, aku nyanyiin kamu aja, mau nggak?”

“Hah?”

Tanpa persetujuan Jingga, Jeremy mulai memetik gitarnya. Memainkan melodi-melodi indah dari alat musik favoritnya itu, untuk Jingga seseorang.

As I try to fit in a world that keeps getting bigger A feeling of emptiness and vacancy comes to me But I can't recognize which part is missing I didn't even know the shape would be like this

Netra Jeremy menatap tepat pada mata Jingga yang tengah berdiri di hadapannya. Ia sunggingkan senyum tulus pada Jingga yang masih terpaku menatapnya bernyanyi.

But as if we're matching the scattered pieces together We're going to assemble our own story Somewhere in my empty heart A piece is placed

I am you I just knew it when I first saw you

Jeremy memejamkan matanya, menikmati nyanyian serta melodi dari gitar juga dirinya. Jingga tak mengerti, bagaimana bisa ada manusia sesempurna Jeremy. Dan yang makin tak ia mengerti adalah bagaimana bisa manusia sempurna itu, jatuh padanya?

You're my missing puzzle piece Finally, it fits You fill up all of the wounds in my broken heart Before I realized it, you became my everything My missing puzzle piece

Puzzle Piece english translation by NCT Dream

Memang tidak seluruh lagu dinyanyikan Jeremy, namun itu berhasil membuat Jingga jatuh dan jatuh lagi dalam pesona lelaki itu.

Jeremy membuka matanya dan ia langsung bertemu tatap dengan netra berbintang milik Jingga, ia menaruh gitarnya kemudian berdiri dan berjalan ke hadapan lelaki yang akhir-akhir ini selalu berlari-lari di pikirannya itu.

“Kamu itu, bagian dari aku yang hilang Jingga. Kaya lagu tadi, aku gak kenal kamu lama, tapi rasanya hidup aku berubah setelah ketemu kamu. Jingga, aku nggak terlalu cepat jatuh cinta kan? Jingga, kita sama-sama jatuh kan?”

Berhasil menguasai dirinya, Jingga tersenyum. Bagian dari Jeremy yang hilang katanya. Tak peduli dengan debaran jantungnya, Jingga genggam tangan Jeremy. Ia bawa tangan itu ke dadanya, membiarkan tangan pemilik hatinya itu merasakan. Bahwa ia juga jatuh, bahkan jatuh lebih dahulu kepada Jeremy, gitaris dari Avenir.

Jingga mendongak, menatap mata Jeremy. Ia tersenyum, masih dengan tangan Jeremy yang ia pegang di dadanya. “Kamu tahu, Jer? Apa yang aku pelajari waktu ketemu kamu?”

“Apa?”

“Nggak ada salahnya untuk jatuh cinta terlalu cepat. Karena bukan aku yang mau, tapi hati aku. Apapun yang terjadi nantinya, aku nggak akan salahin perasaan aku ini, Jer. Nggak akan pernah. Karena perasaan ini buat aku ngerasain euforia yang luar biasa.”

Hening sejenak sebelum Jingga melanjutkan, “Dan aku bersyukur, hati aku pilih kamu buat jadi tempat singgahnya. Jeremy, makasih. Makasih sudah biarin aku ngerasain indahnya jatuh cinta.”

“Jingga.” Netra keduanya tak lepas sedari tadi. Tak ada pula yang berniat melepas.

Jingga jawab panggilan Jeremy dengan gumaman, sebagai isyarat supaya lelaki itu melanjutkan ucapannya.

“Jangan pernah tinggalin aku ya?”

Dan setelahnya keduanya masuk ke dalam pelukan hangat dari satu sama lain, entah siapa yang memulai, mereka tak peduli. yang mereka pedulikan adalah bahwa kini mereka dapat merasakan debaran jantung sama lain yang sama kencangnya.

Apapun yang terjadi nanti, sayang. Kita akan berusaha bersama untuk memenangkan cinta kita, iya kan?