MISSING YOU

Sudah terhitung seminggu sejak Vian membuka matanya. Pelaku dibalik kecelakaannya — ayah Fiona pun sudah diberi hukuman yang setimpal, Vian bahkan sudah mengakhiri hubungannya dengan Fiona.

Kini Vian menunggu Rean untuk bangun, ia tahu Rean tidak akan meninggalkannya dalam waktu cepat, ia yakin ada sesuatu yang memang akan membuat Rean dapat kembali. Laki-laki itu tak pernah absen mengajak bicara raga Rean yang masih tertidur nyenyak. Mungkin Rean yang ada di sana menjawab setiap kata-katanya, Vian tak tahu.

Yang Vian tahu, Rean ada di sana. Setiap hari.

“Lo pasti bangun, kan, Re?”

“Maafin gue, gue gak bisa berlaku banyak kaya lo dulu waktu gue koma. Maafin gue Rean.”

“Re, gue kangen sama lo, ayo bangun.”

Vian ambil tangan laki-laki manis yang terhubung infus itu dan membawanya ke dalam genggaman. “Re, gue harus apa kalo tanpa lo?”

“Gue ada disini karena lo sekarang, Rean. Kalo lo gak ada di sebelah gue waktu gue udah gini, gue jadi apa?”

“Rean.. gue-gue sayang sama lo, Rean. Ayo bangun, gue mau bilang langsung ke lo.”

“G-gue juga sayang sama lo, Kak.”

Vian yang awalnya memejamkan mata sambil menggenggam tangan Rean itu langsung membuka matanya ketika mendengar suara yang tak asing baginya itu.

“Rean? Rean?!”

Lelaki yang ia sebutkan membuka matanya, tersenyum padanya walau dengan lemas.

Vian segera berdiri dari posisinya tadi lalu menekan tombol darurat, Sungguh ia merasa sangat lega mengetahui Rean sudah kembali sekarang.

“Rean, makasih! Makasih udah sadar!”