Magic of Beurtreuse

warn! lowercase, broken english, grammar error

seperti yang dikatakan oleh noah di kolom pesannya dengan hazel, setelah noah menjemput hazel yang berada di taman, kini ia mengajak lelaki itu untuk berkeliling beurtreuse.

terhitung tujuh hari semenjak hazel berada di sana, baru hari ini noah mengajaknya berkeliling. namun selama itu, hazel tidak merasa bosan. bagaimana mau merasa bosan apabila ia bersama dengan crushnya beberapa hari ini dan lagi, tempat tinggalnya selama ini, istana beu beu -begitu cara hazel menyebutnya- memiliki banyak hal yang baru bagi hazel.

“jadi? kenapa kamu baru ajak aku keliling hari ini, kak?”

berjalan bersama masuk ke dalam hutan, zee memberikan tanya. noah yang mendengar perkataan itu terkekeh, “ya karena.. i'm gonna take you home today. nggak seru kan kalau nggak lihat-lihat sini dulu?”

already?!

lihatlah siapa yang takut saat pertama kali mereka berada di sini. sekarang ia telah terbiasa dan malah tidak ingin kembali. tempat ini terlalu indah bagi hazel.

“memang lo nggak pengen pulang?”

“ya... aku bakal ada di rumah sampai nanti aku dewasa, tapi disini kapan lagi?”

noah terkekeh lagi mendengar itu. ia hampir menjawab sebelum hazel kembali mengeluarkan suara, lagipula aku juga pengen bantu ka noah buat bawa orang yang bisa kembaliin pegasus ke sini.”

“itu nggak perlu, zee.”

hazel menggeleng, “*i want to meet the pegasus, at least once,” begitu jawabnya. “aku juga mau bilang terima kasih sama orang itu, karena dia ka noah bisa kembali ke rumah,” ia melanjutkan sembari tersenyum pada noah.

i thought you like me?

“iya, memang. terus?” jujur, noah masih merasa kaget dengan kejujuran zee ini. yaa, walaupun ia sendiri yang melemparkan tanya seperti itu.

netralkan rasa terkejutnya, noah kembali mengeluarkan suara, “ya.. lo mau gue balik sini terus nggak bisa ketemu lo lagi?”

zee yang dengar itu hentikan langkahnya, ia menoleh pada noah yang berada di sampingnya, mengikuti apa yang dilakukannya. noah tengah menunggu jawabannya, zee tahu itu.

tapi setelah sekian detik, zee kembali melanjutkan langkah kecilnya dan menatap pada rerumputan tinggi di sampingnya, “karena aku sayang sama ka noah, makanya aku mau ka noah bisa balik ke rumah,” ie berkata pelan namun noah masih bisa mendengarnya.

mata mereka kembali bertemu setelahnya, “it must be hard for you, kak. buat jauh dari keluarga.”

“zee..”

hazel tersenyum sebelum kembali menatap ke depan dan melanjutkan jalannya. lelaki manis itu berada di panti asuhan saat umurnya tiga tahun. ia tahu bagaimana rasanya jauh dari keluarganya, meski ia tidak mengenal dengan baik bagaimana wajah ayah dan ibunya dahulu.

noah yang tadi terdiam, kini melangkah pelan sembari menatap punggung hazel yang berjalan didepannya. ia tak dapat membalas ucapan hazel yang satu itu.

rasanya canggung.

bahkan saat mereka berbicara untuk pertama kalinya tidak secanggung ini.

ketika noah ingin keluarkan suaranya kembali, hazel sudah menoleh terlebih dahulu, “kak! i saw something there!” serunya sembari menunjuk air terjun yang berada di depan mereka.

“nggak ada apa-apa di air terjun itu, zee.”

hazel menggeleng, ia kemudian berlari mendekat diikuti oleh noah. matanya memincing, untuk temukan sebuah jalan di balik air terjun tersebut. “ada sesuatu di sana, kak. ada jalan di situ,” hazel kembali menunjuk sesuatu di balik air terjun itu.

“zee, gue nggak pernah lihat jalan itu sebelumnya.”

hazel mendengar itu, namun ia mengabaikan ucapan noah. matanya bergerak ke sekitar sana untuk mencari cara berjalan ke sana. hingga tak sengaja ia menangkap pohon besar dengan ranting yang sangat panjang. ranting itu tumbuh dari tempatnya berdiri sekarang hingga ke tebing samping air terjun tersebut.

maka tanpa berkata apapun, hazel berlari ke pohon itu. “zee! hati-hati hei!” noah berteriak memanggilnya. namun rasa penasarannya sudah menggebu-gebu. ia ingin tahu apa yang dilihatnya tadi dan ke mana jalan yang dilihatnya tadi menuju.

apalagi noah berkata tak pernah melihat itu sebelumnya. ia bahkan melupakan fakta bahwa kini ia berada di negeri orang lain.

dan yang terjadi selanjutnya mengejutkan noah. lelaki manis itu dengan handalnya memanjat pohon besar tersebut dan berhenti di ujung ranting. menatap noah.

“ayo, kak!”

“hah?” noah yang baru sampai di dekat pohon itu mendongak, menatap zee yang mengisyaratkan dirinya untuk ikut naik ke atas.

“ayo! kita ke sana!”

“zee, are you crazy?! there's no way we can use that! lo bisa jatuh sama gue!”

hazel yang mendengar ucapan crushnya itu menoleh pada ranting yang tengah dipijaknya ini. ia hentakkan kakinya beberapa kali hingga dedaunan berjatuhan diatas noah. “this is totally safe! ayo kak, mungkin kamu bisa nemuin sesuatu di balik sana!”

“zee tapi gue-”

“okay, zee sendiri aja kalau gitu.”

“zee!” tak memedulikan panggilan noah, zee justru berjalan ke ujung ranting lainnya. lelaki manis itu seakan tak mengenal rasa takut. justru noah yang ngeri melihatnya. adik kelasnya ini sangat polos dan berani.

mau tak mau, noah ikut memanjat dan menyusul hazel yang kini telah sampai di balik air terjun itu terlebih dahulu. hazel tak menoleh ke arahnya sama sekali dan justru berjalan masuk ke dalam.

demi tuhan, noah hanya bisa terperangah melihat tingkahnya. ketika ia sampai di ujung ranting, ia baru menyadari jaraknya ke air terjun tersebut lumayan jauh. lantas bagaimana cara hazel melewati ini tadi?

hazel melakukannya hanya dalam hitungan detik sedang noah harus berusaha keras berpegangan demi bisa mencapai air terjun. beberapa menit terhitung, barulah noah bisa berdiri dengan tenang di tujuannya.

what kind of— woah,” gumaman lelaki taurus itu tergantikan dengan ucapan kekaguman ketika ia melihat benar ada jalan di sana. menuju ke sebuah tempat yang terlihat seperti dunia yang dilihatnya di film fantasi yang ditontonnya bersama cleo dan er dulu.

tak sama seperti tempatnya, tempat ini terlihat benar-benar seperti berada id dunia lain. jamur-jamur yang besar, bunga-bunga yang bersinar, serta tumbuhan yang berwarna tak seperti umumnya.

“zee?” ia memanggil nama hazel ketika masuk ke dalam perlahan, namun tak terdengar sahutan apapun dari lelaki manis itu.

“hai!” noah membelalakan matanya terkejut ketika seseorang menyapanya dari samping. entah mahkluk apa yang menyapanya ini, yang pasti ia sepeerti gumpalan bulu dengan sayap kecil di belakangnya.

“jangan kaget, kamu kelihatan kebingungan di sini, aku cuma mau membantu.”

noah berdeham, menghilangkan rasa terkejutnya. setelah itu barulah ia menatap mahkluk yang menyapanya dengan sungguh, “w-what kind of creature are you?

“ah, jadi kamu belum pernah lihat negerimu sampai sejauh ini ya? ayo, aku tunjukkin sekitar sini!”

wait! aku sedang mencari temanku, apa kamu melihatnya?”

“ah, ayo aku bantu cari.”

noah berjalan mengikuti mahkluk didepannya, ketika matanya melirik ke belakang, jalan tempatnya masuk itu kini tidak ada. entah menghilang kemana.

jadi inilah yang dirasakan hazel saat pertama kali masuk ke dalam dunianya? tapi kenapa kali ini malah dirinya yang kebingungan, kenapa hazel justru semangat?

“nama teman kamu.. siapa?”

he probably say his name zee.

“temanku mungkin melihatnya dan langsung membawa ia berkeliling. kamu cari apa di sini?”

noah menggeleng, “nothing. zee masuk ke dalam sini, jadi aku mengikutinya karena khawatir.” si mahkluk kecil itu menunjukkan wajah mengertinya. mulutnya membulat dan matanya membesar, pertanda bahwa ia mengerti.

“mungkin dia bersama helena.”

“helena?”

“iya, dia pega-”

“ka noah!” ucapan dari mahkluk kecil itu terpotong ketika noah melihat hazel berada di depannya. dengan cepat, lelaki itu menghampiri hazel dan memegang kedua lengannya.

are you alright?” tanyanya cepat kemudian matanya menelusuri tubuh hazel dari bawah ke atas, seakan mencari luka yang mungkin ada di tubuh lelaki manis di hadapannya.

“ka noah, aku ngga papa..”

noah yang telah memastikan bahwa hazel tidak papa itu menghela nafas, ia lepas kedua tangannya dari legan hazel, “kamu tuh nggak bisa lari gitu aja, hazel! aku nggak tahu apa-apa soal tempat ini, aku yang bawa kamu ke beurtreuse, kalau kamu kenapa-napa gimana?”

hazel melongo mendengar noah berbicara cepat, mengomel padanya. namun setelahnya ia tersenyum ketika menyadari cara berbicara noah yang berbeda dari biasanya. ia menggunakan aku dan kamu pada hazel.

i'm okay, kak. tapi tebak aku nemu apa di sini?”

“apa?”

noah menatap hazel yang tersenyum bahagia, “kuda yang punya sayap!” serunya bahagia, “dia cantik banget kak! warnanya putih bersih dan rambutnya warna-warni cantik! you have to see it!

“kuda yang punya sayap?”

hazel mengangguk. “aku lihat mereka ada di dalam rumah dari daun yang besaaaar!” tangan hazel terangkat di udara, menunjukkan seberapa besar rumah yang dilihatnya tadi.

“zee, bawa kakak kesana.”

hazel yang mendengarnya tentu mengangguk bahagia, “okay! beu kamu ikut juga ya!”

“beu?”

lelaki itu kemudian menoleh pada mahkluk kecil yang menyambutnya tadi, yang namanya dipanggil oleh hazel. “iya, dia beu. tadi dia anterin aku ketemu kuda yang punya sayap itu. tapi habis itu hilang. kamu kemana tadi beu?”


naoh sempat mengira apa yang dilihat oleh hazel tidak benar adanya, tapi setelah melihat kuda bersayap yang dimaksud hazel, noah tak dapat berkata-kata.

jadi hazel menemukannya? hazel menemukan pegasus itu?

“zee, you found them!

“hah? zee nemuin apa?”

the pegasus, you found them!” noah berkata dengan semangat, ia setelahnya menarik lembut tangan hazel untuk masuk ke dalam rumah dari daun -yang banyak dilihatnya di tempat ini sejak ia masuk- dan melihat beberapa pegasus yang dimaksud hazel tadi.

“jadi pegasus itu kuda bersayap?”

noah tertawa gemas dan mengangguk, ia sungguh bahagia. “iya, zee. kamu nemuin mereka!”

hazel yang mendengar itu hanya dapat terperangah. hingga setelahnya ia ingat apa yang dikatakan azura di pesannya kembali, “jadi aku orang yang ada di ramalan itu?”

yes, yes you are.

mereka saling menatap dan tersenyum. hingga akhirnya salah seekor pegasus yang ada di sana mendekat pada mereka berdua. noah lantas menundukkan kepalanya memberi hormat. pegasus itu membalasnya.

“hazel, terima kasih karena telah menemukan kami.”

“k-kamu bisa bicara?”

noah terkekeh mendengar ucapan hazel, “semua mahkluk hidup di beurtreuse bisa bicara, zee.”

“ah..”

noah kemudian kembali menatap pegasus yang berada di hadpannya, “tapi bagaimana bisa aku tidak melihat jalan tempat kami masuk ke sini selama ini? bagaimana bisa kalian semua berada di sini juga?” noah bertanya sembari tatap pegasus lainnya yang ada di sana.

“hanya seorang yang murni yang dapat membuka jalan ke sini, pangeran.”

noah dan hazel hanya diam mendengarkan mereka berbicara, “seseorang yang jujur dan penuh kasih sayang, yang dapat membantu kami untuk keluar.”

“tapi ini masih masuk di beu-beu kan? kenapa kalian nggak bisa bantu?”

noah kembali terkekeh, kali ini bersama dengan sang pegasus. sampai selama ini, hazel masih terbiasa menyebut nama negerinya dengan beu-beu dan ini terdengar lucu di telinganya.

“ini memang masih di dalam beurtreuse, tapi air adalah penahan kekuatan kami. kami tidak bisa keluar karena kami terjebak di sini, akhirnya kami bersama-sama membuat sebuah negeri kecil di sini, bersama beu, yang kamu temui tadi.”

“kami semua menunggu kehadiran kamu, hazel. untuk membawa kami kembali. kami memang tahu bahwa noah akan membawa kami keluar, tapi dia butuh bantuan dari kamu.”

noah hanya menatap hazel yang terlihat berpikir mendengar pernyataan dari sang pegasus. lelaki manis itu terlihat menggemaskan sekarang. “jadi aku bawa kalian keluar, gimana?” tanyanya lucu, yang buat noah tersenyum.

namun senyum itu menghilang ketika sang pegasus menatapnya. “dengan kejujuran.”

“huh?”

“sebagai tim, kalian perlu jujur dengan satu sama lain, benar?” hazel mengangguk, “kamu mungkin tidak menyembunyikan apapun dari noah, tapi bagaimana dengan noah? ada satu hal yang tidak dia katakan pada kamu selama ini.”

“ka noah?”

noah berpaling menatap hazel hanya untuk temukan mata lelaki manis itu memandang intens padanya. netra berbintang lelaki itu bisa noah tatap dengan jelas sekarang ini.

“ka noah sembunyiin apa dari aku? aku tahu kita kenal bahkan belum lama, tapi kalau ada sesuatu yang ka noah sembunyiin dari zee, kakak bisa jujur. zee nggak akan marah.”

noah hanya dapat menghela nafasnya. tatapan hazel yang tak lepas darinya itu membuat ia gugup.

“kak?”

i like you too, zee. since a long time ago.

“hah?”