Little Did They Know

“Alan!”

Alan menoleh ke belakang ketika mendengar suara Earl. Sebelumnya, raja Azure itu tengah menatap perubahan salah satu gua di kerajaannya dengan seksama, namun suara Earl tadi menghentikan kegiatannya.

“Hati-hati, sayang,” begitulah ucap Alan kala Earl berlari dengan terburu-buru ke arahnya, tidak menghiraukan dirinya yang berkali-kali hampir terjatuh sebab batuan di bawahnya. Alan mendekat ke arah Earl dan menangkap ratunya itu untuk masuk dalam dekapan.

Alan khawatir apabila Earl terjatuh.

“Alan! Alan.. ini!”

“Hei, tenanglah sayang, tarik nafas terlebih dahulu baru setelahnya berbicara,” Earl mengikuti ucapan Alan. Ia menarik nafasnya sejenak baru setelahnya menunjukkan tiara yang berada di tangannya, membuat Alan terbelalak.

“Ini..?”

Earl mengangguk. “Ini mahkota Eve, Alan. Tadi aku menemukan kalung dan sekarang tiaranya.”

“Sebentar..” Alan berkata, ia mengedarkan pandangan ke seluruh gua sampai matanya menangkap sebuah cahaya masuk ke dalam gua lewat suatu lubang tepat 5 meter dari mereka.

Sebenarnya apabila dipikir, ini normal saja, gua mana yang tidak akan dimasuki cahaya matahari ke dalamnya? Alan pun pasti berpikir demikian apabila ia berada di gua yang lain. Namun gua ini? Gua tempat dirinya dan Earl bertemu untuk pertama kalinya ini tidak memiliki suatu celah pun untuk cahaya matahari masuki – kecuali pada pintu masuknya.

Alan maupun Earl yakin gua ini tidaklah memiliki lubang itu sebelumnya. Toh, tanpa lubang tersebut gua ini akan tetap terang sebab setiap batu di dalamnya seperti kristal es – yang sekarang telah berubah warna menjadi hitam – yang dapat bersinar tanpa cahaya matahari.

“Earl, sebelumnya kita sudah masuk ke gua ini sampai ujung, kan?”

“Iya.. memangnya kenapa?”

“Lihatlah itu. Ada lubang. Ini aneh, sayang. Gua ini tak memiliki lubang untuk cahaya matahari masuk, sebelumnya.”

Setelahnya Earl pun berjalan menuju lubang yang ditunjuk Alan. Alan mengikutinya tentu saja. Ia menyentuh lubang tersebut dan mengernyit heran kala melihat pecahan di sekitarnya – yang tak begitu terlihat sebab pecahan itu berwarna hitam, namun Earl masih dapat melihat retakannya.

“Ini.. bukan lubang yang terbentuk secara alami, Alan,” ucap Earl. Ia mengambil tongkat sihirnya di jubah dan menerangi sekitar lubang tersebut, supaya Alan yang berada di belakang tubuhnya dapat melihat pecahan yang dilihatnya itu dengan jelas.

“Ada seseorang yang melubanginya. Apabila dilihat dari ukurannya, maka lubang ini cukup untuk dimasuki seorang fairy.”

Sedikit kujelaskan, fairy di Azure dapat merubah wujudnya menjadi seorang peri lengkap dengan sayap dan bisa juga berubah kembali menjadi wujud manusia seperti Alan juga Earl. Begitu pula dengan Elf, mahkluk kecil itu pun juga dapat merubah ukurannya.

“Kamu benar, Earl. Kalau begitu bawalah dahulu tiara dan kalung milik Eve. Kita kembali ke istana sekarang untuk memberitahu yang lain mengenai lubang dan juga mahkota ini.”


“Earl! Alan!”

Baru saja Alan juga Earl memasuki singgasana, mereka dikejutkan oleh Herold juga Edward yang berada di sana. “Kalian sedang apa di sini?”

“Duduklah dahulu, kami sepertinya menemukan sesuatu.”

“Ya kami juga menemukan sesuatu.”

Alan juga Earl duduk di tempat mereka berhadapan dengan Herold juga Edward. Ketika Earl menaruh tiara juga kalung milik Eve di atas meja, elf dan fairy itu membelalakkan mata. “Ini..”

“Benar, ini berada di gua yang sempat runtuh kemarin,” Earl berkata, “Juga, gua itu memiliki banyak keanehan sekarang. Gua itu menghitam sepenuhnya, di sana aku menemukan tiara dan juga kalung milik Eve. Juga.. ada lubang di sana, kalian tahu kan bahwa gua itu adalah salah satunya gua yang tidak memiliki lubang kecuali pada pintu masuknya?” lanjutnya.

“Lubang?”

“Mhm, seukuran dengan seorang fairy. Dapat aku pastikan lubang itu adalah bukan lubang alami yang terbentuk sebab reruntuhan gua atau apa, tetapi dilubangi oleh seseorang.”

“Sepertinya kecurigaan kita makin masuk akal, Edward.”

Alan juga Earl mengernyitkan dahi mendengar ucapan Herold. Apakah dua kepercayaan Alan ini mengetahui sesuatu dibalik menghitamnya gua dan kekeringan air yang terjadi di Azure sekarang ini?

“Kecurigaan apa?” tanya Alan.

“Tadi kalian memberitahu bahwa guanya berubah warna menjadi hitam.” Alan membenarkan ucapan Edward. “Dan kekurangan air akhir-akhir ini? Itu pastilah pekerjaan seseorang.”

“Jelaskan apa maksud kalian dengan benar, jangan dipotong begini, Edward.”

“Maksud kami, satu-satunya kerajaan yang dapat merubah sesuatu menjadi hitam adalah Eigenlicht, dan air? Selain Azure, para peri Eigenlicht lah yang memilikinya.”

“Maksudmu Eigenlicht lah yang melakukan semua ini? Atas dasar apa?” Earl bertanya, membuat Herold juga Edward memandang Alan dengan tatapan aneh mereka.

Earl semakin bingung.

Apakah Eigenlicht dan Alan mempunyai sesuatu?

“Zelene, ratu Eigenlicht adalah seseorang yang pernah ditolak oleh raja kami ini, Earl. Ah bukan Alan yang menolaknya, tetapi ayah dari Alan, raja Azure yang kelima. Karena apa? Karena ramalan dahulu mengatakan bahwa Eigenlicht dan Azure tak akan bisa bersatu dengan baik.”

“Jadi..?”

“Ada kemungkinan Zelene melakukan ini, untuk membalas dendamnya. Apalagi baru-baru ini, kalian memperkenalkan Eve.”