Eigenlicht

The word Eigenlicht is Dutch and German for “intrinsic light” it's also called dark light.

Alan, Earl, dan juga Herold serta Edward turun dari kereta mereka ketika sampai di pintu masuk Eigenlicht.

Bagi Earl, kerajaan ini sangatlah aneh. Jika sebelumnya mereka berencana untuk meminta ijin masuk ke dalam Eigenlicht pada penjaga pintu masuk, kini mereka harus mengubah rencana mereka satu itu. Sebab pintu masuk Eigenlicht ini terbuka lebar, namun tak ada seorang pun yang menjaganya.

Sebenarnya Eigenlicht ini kerajaan yang seperti apa?

“Bagaimana ini? Tak mungkin kita asal masuk ke dalam?” Earl bertanya.

“Mau bagaimana lagi? Lebih baik asal masuk saja,” Herold berkata, ia mendahului ketiganya untuk masuk ke dalam.

“Herold! Ish!”

Mau tidak mau, ketiganya mengikuti sang peri.

Mereka berjalan dengan hati-hati, mengingat penerangan pada kerajaan ini sangatlah minim. Setidaknya mereka perlu berjaga-jaga apabila ada ranjau di sekitar perjalanannya kan?

“Gelap sekali..”

“Kau benar, sayang. Eigenlicht gelap, sama seperti namanya,” Alan melingkarkan tangannya ke pinggang Earl. Bermaksud memberi perlindungan pada ratunya itu.

“Aku baru sadar sesuatu, setiap kerajaan memiliki khasnya sendiri dari nama mereka. Azure pun juga begitu.”

“Hm, beginilah tempat ini bekerja. Kamu juga sudah berapa lama jadi ratu di sini kenapa baru sadar, hm?” Alan terkekeh kemudian menarik hidung mancung ratunya dengan gemas.

“Ya.. mana aku tahu.”

Earl mengedikkan bahu sambil mengerucutkan bibirnya, buat Alan terkekeh gemas.

“Ya, itu kalian berdua masih mau berpacaran atau mencari Eve?”

Alan memberikan tatapan tajamnya pada Herold. Caranya tadi adalah untuk mencegah Earl mengingat semua yang terjadi sejenak. Sebab sudah lama ia tak lihat tingkah seperti ini dari Earl.

“Mencari Eve..”

“Iya sayang, ini kita sedang mencari Eve.”

Earl memandang ke arah sekitar, mereka sudah masuk ke dalam area kerajaan Eigenlicht dan dari beberapa menit yang lalu, matanya tak menangkap seorang pun ada di sana. “Alan kita—” baru saja ia mau berbicara, matanya menangkap sosok kecil yang terbang kearahnya dengan cepat.

Belum sempat Earl melakukan apa-apa, sosok kecil itu menabrak tubuhnya dan mungkin akan jatuh jika saja Earl tidak menengadahkan tangannya.

“Kenapa kamu terbang cepat seperti itu?” Earl bertanya pada sosok yang terjatuh di tangannya tadi.

“K-kalian siapa?!”

“Jangan takut, aku Earl dari kerajaan Azure. Niat kami ingin bertemu dengan Ratu Eigenlicht.”

Sosok kecil itu membulatkan matanya, ia kemudian berdiri di tangan Earl dengan kaki kaki kecilnya dan menunduk. “Yang Mulia..”

“Kamu mengenalku?”

“Siapa yang tidak kenal?” Sosok kecil itu berdiri dan kemudian tersenyum, “Aku Avrey, peri air Eigenlicht. Mari saya antarkan bertemu Yang Mulia Ratu.”

Setelahnya Earl menurunkan sosok kecil bernama Avrey itu ke tanah. Avrey mengubah wujudnya menjadi sama seperti keempat penduduk Azure itu kemudian tersenyum. “Raja Alan, senang bertemu dengan Anda.”

Alan tersenyum kecil dan mengangguk, “Senang bertemu denganmu, Avrey.”

Avrey memimpin jalan keempatnya untuk menuju ke istana, bertemu dengan Zelene. Sebenarnya ini sedikit membingungkan bagi mereka. Penduduk Eigenlicht menyambut mereka dengan ramah.

Apa mungkin bukan Zelene yang melakukannya? Tapi semua bukti mengarah pada Eigenlicht. Ini membingungkan.

“Yang Mulia, ada yang mau bertemu.”

Mereka telah sampai di Istana Eigenlicht. Istana dengan nuansa warna hitam — yang sangat berlawanan dengan Azure — ini terlihat begitu menyeramkan.

“Alano?”

Zelene sadar bahwa itu adalah Alan. Dengan cepat wanita dengan rambut panjang itu berdiri dan mendekat ke arah Alan juga Earl. Tentu saja, Alan sedikit takut, ia membawa tubuh Earl ke belakangnya.

What are you guys doing here? Seingatku, kerajaan kalian percaya dengan ramalan bahwa Eigenlicht dan Azure tidak akan bisa bersatu.”

“Kami mencari putri kami yang hilang diculik, Zelene,” Alan menjawab.

“Disini?” Zelene mengernyitkan alisnya. “Tidak ada putrimu di sini.”

“Dan bagaimana aku bisa mempercayai ucapanmu itu?”

Zelene terkekeh dengan sedikit sinis, “Why wo—”

“Alan! Itu Eve!”