A Door to Azure

Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Azure. Kembalinya sang putri mahkota yang disayangi seluruh penduduk dan juga kembalinya Azure seperti semula. Tak ada yang lebih membahagiakan daripada itu.

Ditambah kini, semua penduduk dikumpulkan oleh Alan di satu tempat untuk merayakan ini semua sekaligus memberikan sedikit hadiah pada.. ekhm, si pemuda elf yang sempat menggantikan Alan selama beberapa hari.

“Atas nama Azure, aku, Alano Evandrey mengucapkan terima kasih kepada seluruh penduduk Azure atas kepercayaan kalian semua kepadaku selama ini. Termasuk, secara pribadi aku berterima kasih kepada Herold dan Edward yang telah membantu aku beberapa hari ini,” Alan berkata, ia tersenyum memandang seluruh orang yang ada di sana, dari kalangan peri, elf, maupun hewan, semua berada di sana.

“Dan Chasel, kamu yang membantu kami semua selama beberapa hari ini. Sebagai ucapan terima kasih, kamu sekarang akan berada di istana, sebagai penasehat kerajaan.”

Pemuda elf yang awalnya berada di sebelah Edward itu membelalak tak percaya. Ia tak menyangka sang raja akan memberikannya kepercayaan seperti ini. “Y-Yang Mulia, ini adalah kehormatan bagi saya.”

Alan tersenyum, “Kamu pantas mendapatkan itu, Chasel. Jika bukan karenamu, mungkin saat ini semuanya tidak seperti ini. Maka dari itu, terima kasih.” Chasel tersenyum senang, ia menatap ke arah Edward yang langsung berikan usakkan bangga pada pemuda yang dari beberapa tahun ini menjadi muridnya.

Selepas berkata pada Chasel, Alan menoleh kearah Earl yang berada di dekatnya sembari menggendong Eve. “Juga..” Alan menggantung ucapannya, ia menarik sang ratu untuk lebih dekat dengannya, menatapnya penuh cinta. “Terima kasih padamu, Earl, ratuku. Jika bukan karenamu berada di sisi selama ini, mungkin aku tidak akan seperti ini. Terima kasih karena telah hadir dan membawa banyak kebahagiaan untukku.”

Tepuk tangan memenuhi tempat para penduduk Azure berkumpul. Mereka semua berbahagia melihat raja dan ratunya. Terlebih Herold yang saat ini telah menahan teriakkannya sambil memberikan pukulan pada tubuh sahabat elfnya. “Yak! Tenanglah sedikit, Herold.”

“Ini terlalu membahagiakan untuk kureaksikan dengan tenang. Akh, mereka adalah yang terbaik.”

Edward memutar bola matanya, ia kemudian kembali menatap ke arah Alan yang tengah berikan kecupan di pelipis Earl kemudian pada putri kecilnya. Edward senang tentu saja, ia dan Herold sudah bersama dengan Alan semenjak lelaki itu masih belia. Tak ada yang dapat ia syukuri selain kehadiran Earl di Azure sekarang ini.

“Karena kalian sudah di sini, juga Earl berada di sini. Aku akan mengumumkan sesuatu yang mungkin masuk sebagai berita buruk bagi kalian. Aku tidak bermaksud untuk merusak kebahagiaan ini tapi..” Alan menggantung ucapannya.

Semua mengernyitkan dahi, termasuk Earl.

“Aku ingin meminta maaf atas keputusan mendadak ini, sebelumnya. Untuk kebaikan Azure.. aku memutuskan untuk menutup seluruh pintu masuk ke Azure. Termasuk pintu masuk dari kerajaan Fuchsia”


Alan tengah menatap langit malam dengan bulan yang bulat sempurna malam ini ketika ia merasakan pelukan dari belakang tubuhnya. Earl, ratunya itu menyandarkan kepala pada punggungnya.

“Sayang? Eve sudah tertidur?”

Alan dapat merasakan anggukan di belakang tubuhnya. “Memikirkan apa? Soal penutupan pintu masuk di Azure?” si lelaki yang lebih mungil mengeluarkan suara, membubuhkan tanya pada rajanya.

Tak ada jawaban, dan Earl artikan itu sebagai iya. Maka, lelaki dari Fuchsia itu melepas pelukan, ia berpindah ke sebelah Alan yang masih menatap benda langit tersebut.

“Apakah bulan itu lebih menarik daripada pertanyaan ratumu ini, hm?” Earl terkekeh, ia menyentuh pipi Alan dengan lembut, membawa Raja Azure itu untuk menatap ke arahnya.

Ketika netra mereka bertemu, Earl elus dengan lembut pipi sang raja, lengkap dengan senyum meneduhkan yang khas darinya. “Dengar, Alan, aku tahu keputusan ini sudah kamu pikir baik-baik. Selama ini, semua yang terjadi di Azure adalah sebab orang asing yang masuk ke sini.”

“Tapi keluargamu...”

“Aku tentu saja akan merindukan grandma, mom, juga dad. Tapi sekarang aku ini berada di Azure, sebagai pendamping Raja Azure. Untuk kebaikan seluruh penduduk Azure, aku tidak apa-apa.”

Benar, Earl tahu apa yang dipikirkannya sekarang ini. Sedari tadi, Alan merasa kalut dengan keputusannya yang satu ini. Menutup seluruh pintu masuk ke Azure berarti ia juga harus menutup pintu masuk dari Fuchsia, tempat dimana Earl masuk ke Azure untuk pertama kalinya. alan tidak mau, namun ini demi kebaikan mereka semua.

“Earl, sayang-”

“Jika rindu grandma aku bisa menghubunginya, Alan. Tenang saja.”

“Terima kasih.” Alan tak tahu lagi harus berapa kali ia berterima kasih pada ratunya, semua yang dilakukan Earl untuk Azure, bahkan lebih banyak daripadanya.

“Hei, Alano.”

“Hm?”

“Aku mencintaimu, Alan. Apapun keputusanmu, aku percaya itu yang terbaik.”

Perkataan Earl itu buat hatinya menghangat. Maka tanpa ragu, ia bawa sang ratu ke dalam pelukan erat. “Aku lebih mencintaimu, Earl. Aku lebih mencintaimu,” ucapnya kemudian melonggarkan pelukan, menatap wajah Earl yang tak pernah berhenti ia kagumi.

“Kalau begitu, percaya pada ratumu ini, Yang Mulia. Aku tidak papa dengan keputusanmu ini.”

Netra mereka bersibobrok sekali lagi, perlahan Alan mendekatkan wajahnya, mengecup sekali lagi ranum ratunya, “Terima kasih,” katanya. Kembali ia menyatukan bibirnya dan Earl ke dalam pagutan mesra. Menggambarkan perasaan kasih dan sayang mereka mereka dalam ciuman lembut di bibir pasangannya.

You have no idea how grateful i am to have you and Eve, Earl.

And you have no idea either how grateful i am to be your queen, Alano